SEJARAH KHALIFA USAMANIYAH
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Turki Usmani
Nama kerajaan Usmaniyah itu
diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan
Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah
Kab di Asia Tengah (Hamka,1975:205). Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak
tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari
suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina
kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq.
Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah
(Bosworth,1990:163).Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan
dari Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan
di antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi
Asia kecil (Hasan, 1989:324-325). Dibawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan
diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena
bantuan mereka inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin
memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu
mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota
(Yatim, 2003:130).
Ertoghrul meninggal Dunia tahun
1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah
yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah antara tahun
1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan
Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah
wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa
penuh atas daerah yang didudukinya. Penguasa pertamanya adalah Usman yang
sering disebut Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman(raja besar keluarga Usman)
tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah kerajaan diperluas.Dipilihnya negeri
Iskisyihar menjadi pusat kerajaan. Usman mengirim surat kepada raja-raja kecil
guna memberitahukan bahwa sekarang dia raja yang besar dan dia menawar agar
raja-raja kecil itu memilih salah satu diantara tiga perkara, yakni ; Islam,
membayar Jaziah dan perang. Setelah menerima surat itu, separuh ada yang masuk
Islam ada juga yang mau membayar Jizyah. Mereka yang tidak mau menerima tawaran
Usman merasa terganggu sehingga mereka meminta bantuan kepada bangsa Tartar,
akan tetapi Usman tidak merasa takut menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya
dalam mengahdapi bangsa Tartar, sehingga mereka dapat ditaklukkan.Usman
mempertahankan kekuasaan nenek moyang dengan setia dan gagah perkasa sehingga
kekuasaan tetap tegak dan kokoh sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan
saudara-saudaranya yang gagah berani meneruskan perjuangan sang ayah dan demi
kokohnya kekuasaan nenek moyangnya.
B. Perkembangan Turki Usmani
Setelah Usman mengumumkan
dirinya sebagai Padisyah
al Usman (raja
besar keluarga Usman), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat
diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota
Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota
kerajaan.Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki Usmani ini
dapat menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M),
Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah itulah yang pertama kali
diduduki kerajaan Usmani,ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389
M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke
benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota
kerajaan yang baru. Mrerasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus
mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan
untuk memukul mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat
menghancurkan pasukan sekutu KRISTEN Eropa tersebut.
Ekspansi Bayazid I sempat
berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia
kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki
mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan kemudian meninggal pada
tahun 1403 M (Ali, 1991:183). Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi
Kerajaan Usmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang
melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat
diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu
meletakkan dasardasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha
beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).Turki Usmani
mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad
Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada
tahun 1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur.
Pada masa Sultan Salim I
(1512-1520 M), ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria dan Mesir berhasil
ditaklukkannya. Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I
(1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis
dan Yaman. Masa beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani,
karena dibawah pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika
Utara, Mesir, Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani,
Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania sampai batas sungai Danube dengan tiga
lautan, yaitu laut Merah, laut Tengah dan laut Hitam.Usmani yang berhasil
menaklukkan Mesir tetap melestarikan beberapa system kemasyarakatan yang ada
sekalipun dengan beberapa modifikasi. Usmani menyusun kembali sistem
pemerintahan yang memusat dan mengangkat beberapa Gubernur militer dan
pejabat-pejabat keuangan untuk mengamankan pengumpulan pajak dan penyetoran surplus
pendapatan ke Istambul. Peranan utama pemerintahan Usmani adalah menentramkan
negeri ini, melindungi pertanian, irigasi dan perdagangan sehingga mengamankan
arus perputaran pendapatan pajak. Dalam rentangan abad pertama dan abad
pertengahan dari pereode pemerintahan Usmani, sistem irigasi di Mesir
diperbaiki, kegiatan pertanian meningkat dengan pesat dan kegiatan perdagangan
dikembangkan melalui pembukaan kembali beberapa jalur perdagangan antara India
dan Mesir.Demikianlah perkembangan dalam kerajaan Turki Usmani yang selalu
berganti penguasa dalam mempertahankan kerajaannya. Diantara mereka (para
penguasa) memimpin dengan tegasnya atas tinggalan dari nenek moyang agar jangan
sampai jatuh ke tangan negeri / penguasa lain selain Turki Usmani. Hal ini terbukti
dengan adanya para pemimpin yang saling melengnkapi dalam memimpin
perjuangannya menuju kejayaan dengan meraih semua yang membawa kemajuan dalam
kehidupan masyarakat.
C. Kemunduran Kerajaan Turki
Usmani
Kemunduran Turki Usmani terjadi
setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya
kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan
kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar
orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena
melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan
dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system
pemerintahan tidak berjalan semestinya.Selaim faktor diatas, ada juga
faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran,
diantaranya adalah :
1. Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas
Perluasan wilayah yang begitu
cepat yang terjadi padakerajaanUsmani,menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan
dalam melakukan administrasi pemerintahan,terutama pasca pemerintahan Sultan
Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres.
Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan
penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh
dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
2. Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang
merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia,
Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas
penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi
yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi
pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa
sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
3. Kelemahan para Penguasa
Setelah sultan Sulaiman wafat,
maka terjadilah pergantian penguasa.Penguasa-penguasa tersebut memiliki
kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau
dan susah teratasi.
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela
yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat yang sedang
memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5. Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali
yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip
seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan
tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi
secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja
negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
7. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan Teknologi selalu
berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan.
Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena
hanya mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak
diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak
sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
0 komentar:
Posting Komentar