PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL AIR DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMEN SPEKTROSKOPI
PERCOBAAN I
PENENTUAN
KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL AIR
DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
OLEH :
NAMA : MUHAMAD IQBAL
STAMBUK : F1C1 13 043
KELOMPOK :
V
(LIMA)
ASISTEN : SRI OCTAVIA TASUM, S.Si
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa
sungai besar yang tersebar di empat kabupaten dan sebagian besar bermuara ke
pesisir timur Perairan Kendari dan Laut Banda. Sungai-sungai tersebut antara
lain adalah Sungai Lasolo, Sungai Roraya, Sungai Sampolawa, Sungai Wandasa,
Sungai Kabangka Balano, Sungai Wanggu, dan Sungai Laeya. Aliran sungai-sungai
tersebut melintasi berbagai kawasan, antara lain kawasan permukiman, pertanian
dan industri, pertambangan, sehingga banyak membawa lumpur atau sedimen dan kontaminan
yang bersifat toksik ke Perairan Kendari. Salah satu dari kontaminan tersebut
adalah logam berat. Logam berat yang terakumulasi di perairan
dapat mengkontaminasi manusia melalui rantai makanan. Logam berat dalam kadar
yang rendah dibutuhkan oleh organisme perairan, namun dalam kadar tinggi yang
melebih nilai ambang batas dapat bersifat racun dan mengganggu kesehatan.
Salah satu daerah perairan yang terkontaminasi oleh logam berat yakni
daerah kawasan perairan jembatan triping kota Kendari. Diperkirakan logam berat
yang banyak terkontaminasi pada daerah perairan sungai kawasan perairan
jembatan triping kota Kendari adalah logam Pb(II), Cd(II), Hg(II), Cr(III),
Fe(II), dan lain-lain. Kadar besi dalam sampel air sungai
wanggu dapat ditentukan dengan beberapa
teknik, salah satunya adalah teknik spektrofotometri. Teknik spektrofotometri
adalah teknik untuk mengukur serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma yang berfungsi untuk mengubah sinar polikromatis menjadi sinar
monokromatis sesuai dengan yang dibutuhkan. Keuntungan penggunaan metode ini
yaitu dapat menentukan kadar besi yang konsentrasinya sangat kecil. Berdasarkan
uraian di atas, maka dilakukan percobaan penentuan kadar besi dengan
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis untuk menentukan kadar besi dalam
sampel air sungai wanggu kota Kendari.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini
adalah bagaimana cara menentukan kadar besi dalam sampel air jembatan triping
dengan menggunakan spektrofotometri
UV-Vis?
C.
Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar besi dalam sampel air jembatan
triping secara spektrofotometri UV-Vis.
D. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah
mahasiswa dapat menentukan kadar besi dalam sampel air jembatan triping secara
spektrofotometri UV-Vis.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Suatu metode analisis yang
berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dan detector
vacum phototube atau tabung foton hampa disebut spektrofotometri. Alat yang
digunakan adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang digunakan untuk
menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
konsentrasi (Khopkar, 1990).
Spektrofotometri UV-Vis
merupakan salah satu metode analisis yang memiliki prinsip spektrofotometri dan
merupakan proses pengukuran dalam tahapan analisis. Dalam bidang industri
metode analisis diperlukan untuk menganalisis proses produksi, produk dan
limbah yang dihasilkan. Salah satu contoh penerapan analisis dari hasil
industri adalah analisis kadar komponen yang terkandung dalam produk minuman
teh kemasan. Beberapa metode analisis modern dalam industri adalah metode
analisis spektrofotometri UV-Vis (Sabrina, 2010).
Spektrofotometri merupakan
suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis
oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan tabung foton hampa.
Metode spektrofotometri memiliki keuntungan yaitu dapat digunakan untuk
menganalisa suatu zat dalam jumlah kecil (Harini, 2012).
Metode
Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak berdasarkan pada hukum
LAMBERT-BEER. Hukum tersebut menyatakan bahwa jumlah radiasi cahaya Tampak,
Ultra-violet dan cahaya-cahaya lain yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu
larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan (Triyati, 2013).
Air
dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang
dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut.
Selain bermanfaat bagi manusia, air juga merupakan media sarang dan penularan
penyakit berbahaya bagi manusia. Selain itu, tingginya tingkat pencemaran air
akibat perkembangan industri juga menjadi penyebab gangguan kesehatan pada
manusia. Persayratan kualitas air secara kimiawi (Permenkes No.
907/Menkes/SK/VII/2002) bahan-bahan inorganik (yang memungkinkan dapat
menimbulkan keluhan pada konsumen) untuk parameter besi kadar maksimum yang
diperbolehka 0,3 mg/L (Astuti dkk., 2012).
III.
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum penentuan kadar besi (Fe)
dengan metode spektrofotometri UV-Vis dilaksanakan pada hari selasa, 12 Oktober
2015 pukul 15.00 – 18.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Analitik,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
Alat
yang digunakan dalam percobaan ini adalah spektrofotometer UV-Vis,labu ukur 100
mL dan 25 mL, pipet ukur 10 mL , 1 mL dan 5 mL, pipet tetes, botol gelap, batang
pengaduk, botol semprot, corong plastik dan gelas kimia 100 mL.
2. Bahan
Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah garam Fe(NH4)2(SO4)2,
larutan hidroksilamin-HCL 5%, larutan
1,10-fenantrolin 0,1%, larutan CH3COONa 5%, H2SO4 2 M, sampel
air sungai wanggu dan aquades.
C.
Prosedur
Kerja
1. Pembuatan
larutan baku Fe (II) 100 ppm
-
Ditambahkan 5 mL
asam sulfat 2 M
-
Ditambahkan aquades
hingga tanda tera
-
Dihomogenkan
|
Garam Fe (NH4OH)2(SO4).6H2O
|
-
Ditimbang sebanyak 0,07
gram
-
Dimasukan ke dalam
gelas kimia 100 mL
-
Dilarutkan dengan
aquades
-
Diaduk hingga larut
-
Dituangkan ke dalam
labu takar 100 mL
|
Larutan
dalam labu takar 100 mL
|
Larutan
Fe (II) 100 ppm
|
2. Preparasi
deret standar dan sampel
a.
Larutan
Fe (II) 100 ppm
|
-
Dipipet sebanyak
0,25 mL
-
Dimasukan dalam
labu takar 25 mL
-
Ditambahkan 1 mL
larutan hidroksilamin-HCl 5%, 8 mL larutan Natrium Asetat 5% dan 5 mL
larutan 1,10-fenantrolin 0,1%
-
Ditambahkan aquades
hingga tanda tera
-
Dihomogenkan
-
Didiamkan selama
±10 menit sebelum pengukuran dilakukan
|
Larutan
Fe (II) 1 ppm
|
b.
Larutan
Fe (II) 100 ppm
|
-
Dipipet sebanyak
0,5 mL
-
Dimasukan dalam
labu takar 25 mL
-
Ditambahkan 1 mL
larutan hidroksilamin-HCl 5%, 8 mL larutan Natrium Asetat 5% dan 5 mL
larutan 1,10-fenantrolin 0,1%
-
Ditambahkan aquades
hingga tanda tera
-
Dihomogenkan
-
Didiamkan selama
±10 menit sebelum pengukuran dilakukan
|
Larutan
Fe (II) 2 ppm
|
c.
Larutan
Fe (II) 100 ppm
|
-
Dipipet sebanyak
0,75 mL
-
Dimasukan dalam
labu takar 25 mL
-
Ditambahkan 1 mL
larutan hidroksilamin-HCl 5%, 8 mL larutan Natrium Asetat 5% dan 5 mL
larutan 1,10-fenantrolin 0,1%
-
Ditambahkan aquades
hingga tanda tera
-
Dihomogenkan
-
Didiamkan selama
±10 menit sebelum pengukuran dilakukan
|
Larutan
Fe (II) 3 ppm
|
d.
Larutan
Fe (II) 100 ppm
|
-
Dipipet sebanyak
0,1 mL
-
Dimasukan dalam
labu takar 25 mL
-
Ditambahkan 1 mL
larutan hidroksilamin-HCl 5%, 8 mL larutan Natrium Asetat 5% dan 5 mL
larutan 1,10-fenantrolin 0,1%
-
Ditambahkan aquades
hingga tanda tera
-
Dihomogenkan
-
Didiamkan selama
±10 menit sebelum pengukuran dilakukan
|
Larutan
Fe (II) 4 ppm
|
e.
Larutan
Fe (II) 100 ppm
|
-
Dipipet sebanyak
1,25 mL
-
Dimasukan dalam labu
takar 25 mL
-
Ditambahkan 1 mL
larutan hidroksilamin-HCl 5%, 8 mL larutan Natrium Asetat 5% dan 5 mL
larutan 1,10-fenantrolin 0,1%
-
Ditambahkan aquades
hingga tanda tera
-
Dihomogenkan
-
Didiamkan selama
±10 menit sebelum pengukuran dilakukan
|
Larutan
Fe (II) 5 ppm
|
f.
Sampel
air sungai wanggu
|
-
Dipipet sebanyak 5
mL
-
Dimasukan dalam
labu takar 25 mL
-
Ditambahkan 1 mL
larutan hidroksilamin-HCl 5%, 8 mL larutan Natrium Asetat 5% dan 5 mL
larutan 1,10-fenantrolin 0,1%
-
Ditambahkan aquades
hingga tanda tera
-
Dihomogenkan
|
Larutan
sampel
|
3. Pembuatan
larutan blanko
Hasil
Pengamatan
|
8
mL CH3COONa 5%
|
5
mL 1,10-fenantrolin 0,1%
|
1 mL
Hidroksilamin-HCL 5%
|
- Dimasukkan
dalam labu ukur 25 mL
- Ditambahkan
akuades sampai tanda tera
- Dikocok
hingga homogen
|
4. Penentuan
Panjang Gelombang Maksimum
Larutan
Standar 3 ppm
|
-
Dimasukkan ke dalam
kuvet
-
Diukur absorbans
pada panjang gelombang 400 – 600 nm dengan jarak rentang 10 nm
-
Dicatat adsorbans
pada setiap panjang gelombang yang dianalisis
|
Hasil
Pengamatan
|
5.
Larutan
Standar 5 ppm
|
Larutan
Standar 4 ppm
|
Larutan
Standar 3 ppm
|
Larutan
Standar 1 ppm
|
Larutan
Standar 2 ppm
|
Hasil
Pengamatan
|
- Diukur
masing-masing larutan pada panjang gelombang maksimum
- Dicatat
absorbansi masing-masing larutan
- Dibuat
kurva kalibrasi
|
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
|||
-
25 mL larutan sampel air sungai
jembatan triping + 5 mL HNO3 (dipanaskan hingga volume menjadi 10
mL)
-
10 mL larutan (sampel HNO3
+ 2 mL H2O2 5 mL ammonium hidroksida, (diencerkan 100
ml)
-
25 mL larutan (sampel HNO3
+ H2O2 +
ammonium hidroksida) + 5 mL dimetil glioksim +5 mL EDTA didiamkan 10-15
menit)
|
|
3. Analisis data
Berdasarkan pada grafik
hubungan konsentrasi dan absorbansi didapatkan persamaan garis, y= 0.1584x -
0.0826 sehingga konsentrasi Fe (II) dapat dihitung sebagai berikut :
· Sampel
air sungai jembatan triping
y = 0.1584x - 0.0826
dengan
mensubtitusi nilai absorbansi larutan sampel pada variabel y maka,
y
= ax +b
y
= 0.1584x - 0.0826
0.298 = 0.1584x - 0.0826
0.298 + 0.0826 = 0.1584x
0.3806 = 0.1584x
x = 2.402
Jadi, kadar besi dalam larutan sampel
air dari sungai jembatan triping adalah
2.402 ppm
B.
Pembahasan
Spektrofotometri merupakan suatu
metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis
oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan
suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan
dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas
untuk komponen yang berbeda
Percobaan kali ini
dilakukan analisis penentuan kadar besi Fe(II) dalam sampel air dengan teknik
spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Syarat analisis menggunakan visibel adalah cuplikan yang dianalisis
bersifat stabil membentuk kompleks dan larutan berwarna. Oleh karena itu, dalam
penetuan kadar besi dalam air, perlu ditambahakan hidroksilamin-HCl 5% untuk
mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Besi dalam keadaan Fe2+
akan lebih stabil dibandingkan besi Fe3+. Dalam keadaan dasar,
larutan besi tidak berwarna sehingga perlu ditambahkan larutan fenantrolin
agar membentuk kompleks larutan berwarna.
Percobaan
ini dilakukan dengan mengukur absorbansi sampel air sungai jembatan triping
yang dilakukan dengan mengukur absorbansi dari larutan besi (II) dengan
konsentrasi yang berbeda-beda untuk menentukan kurva larutan standarnya.
Larutan yang digunakan yaitu larutan besi (II) dengan kosentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm
yang masing-masing ditambahkan larutan fenantrolin dan natrium asetat. Tujuan
ditambahkan fenantrolin adalah untuk membentuk senyawa kompleks yang berwarna
sehingga dapat diukur absorbansinya. Sementara penambahahan natrium asetat bertujuan untuk mempertahankan
pH larutan. Setiap
kali pengukuran aborbansi, alat spektrofotometri-UV vis yang digunakan dinolkan
dengan larutan blanko. Larutan blanko ini adalah larutan berbeda dengan sampel
tapi dibuat dengan cara yang sama yang bertujuan sebagai pembanding. Dimasukannya
larutan blanko ke dalam spektrofotometri-UV vis pada setiap pengukuran
absorbansi dimaksudkan agar yang terukur nantinya hanya absorbansi atau penyerapan
zat yang diinginkan.
Langkah selanjutnya adalah mengukur
absorbansi Larutan besi (II) dengan konsentrasi yang berbeda. Larutan yang akan
diukur absorbansinya harus distandarisasi dan untuk menstandarkan larutan
digunakan larutan blangko. Larutan yang dijadikan larutan blangko pada percobaan
ini adalah aquades. Dari hasil pengukuran absorbansi larutan besi (II) dengan
konsentrasi yang berbeda pada panjang gelombang 400 nm diperoleh absorbansi
larutan besi (II) untuk masing-masing konsentarsi
dari 1 ppm hingga 5 ppm yaitu 0,115 A, 0,191 A, 0,353 A, 0,603A,
dan 0,701 A.
Setelah diketahui
absorbansi dan panjang gelombangnya maka
dilakukanlah preparasi sampel air jembatan triping, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kandungan besi yang terdapat dalam sampel.
Setelah pengukuran, diperoleh absorbansi air sungai jembatan triping sebesar
0,298 A. Kemudian untuk mengetahui kadar
besi dalam sampel dapat dilakukan dengan membuatkan grafik hubungan antara
absorbansi dan konsetrasi dengan fungsi koefisien korelasi (linear). Koefesien
korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel.
Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi
menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua
variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y
akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua
variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi,
maka nilai variabel Y akan menjadi rendah. Dari
grafik yang dibuat, diperoleh
kadar Fe dalam sampel tersebut sebanyak 2.402 ppm. Standar dan keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VI/2002, yaitu kadar
maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalah 0,3 ppm. Sementara kadar
besi sampel yang diuji
mengandung logam
besi sebesar 2.402 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa air tersebut tidak layak
untuk dikonsumsi karena kadar besinya terlalu berat.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi besi dalam air
dapat ditentukan dengan mengukur spektrum serapan dari masing-masing larutan
standar dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan membandingkan absorbansinya
dengan air yang akan ditentukan konsentrsi besinya. Kadar besi dalam sampel
adalah 2.402 ppm yang berarti air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
DAFTAR
PUSTAKA
Astuti, S.,
Triyono, E., Sulasih. 2012. Teknologi Proses Penyisihan Logam Besi Pada Air
Permukaan Dengan Metode Elektrolisa Dalam Upaya Mendapatkan Air Yang Layak Di
Konsumsi. Jurnal Teknis. Vol. 7 (3).
Harini,
B.Dwiastuti, R., Wijayanto, L.W. 2012. Aplikasi Metode Spektrofotometri Visibel
Untuk Mengukur Kadar Curcuminoid pada Rimpang Kunyit (Curcuma domestica). Jurnal
Sains Kimia. Vol. 2 (4).
Khopkar, S.
2002. Ananlisis Kuantitaif. PT.
Erlangga. Jakarta.
Sabrina, A.,
Wonorahardjo, S., Zakia N. 2010. Perbandingan Metode Spektrofotometri UV-Vis
dengan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) pada Analisis Kadar Asam Benzoat
dan Kafein dalam Teh Kemasan. Jurnal
Penelitian Sains. Vol. 5 (1).
Triyati,E. 2013. Spektrofotometer
Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya Dalam Oseanologi. Jurnal Oseana. Vol. 10 (1).
0 komentar:
Posting Komentar