Kamis, 07 Desember 2017

Brive to Dream and Life with Them



3 tahun 8 bulan. Waktu yang cukup lama untuk mencerca sejuta harapan di bumi pertiwi. Waktu yang jika dijabarkan kurang lebih seperti ini: 44 Bulan 176 minggu 64.240 hari 1.541.760 jam 92.505.600 menit 333.020.160.000 detik. Waaaw Angka yang cukup fantastis. Kali ini saya akan mencoba menceritakan sedikit pengalaman saya kurang lebih 333 milyar detik yang lalu yang mana merupakan warna-warni kehidupan yang aku alami mulai dari pertama kali aku menjadi seorang mahasiswa hingga bisa menyelesaikan suatu tanggung jawab yag cukup berat yang negara titipkan kepada seorang anak yang notabenenya hanyalah seorang pemuda dari keluarga yang sangat sederhana.

Ayahnya meninggal sejak ia kelas 2 SMP, yang saat itu perangainya masih sangat primitif terkait tatakrama, atititude dan perilaku terhadap sesama. Sifat kekananak-kananakanlah yang masih tertanam dalam dirinya. Belum mengetahui secara utuh bagaimana rasanya kehilangan suatu hal yang sangat berguna bagi hidupnya kelak. Ia belum mengetahui secara mendalam arti kehilangan seorang sosok pria yang pada dasarnya pria tersebutlah yang seharusnya menjadi pemimpin dikeluarganya. Hingga ia dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ayah. And Since I was at Senior High School I had realized It;s to be hurt if you know. Jika ia berkumpul bercerita bersama teman sekelasnya terkadang suasana tersebutlah yang hanya membuatnya menelan air ludah sedalam-dalamnya jika saat itu yang menjadi topik pembicaran adalah sosok seorang ayah. Menyesal tiada guna lagi, nasi telah menjadi bubur. Yang perlu dibenahi adalah bagaimana caranya agar penyesalan tersebut menjadi suatu hal yang penting untuk mengubah perilakunya dari anak yang tumbuhnya kembangnya tanpa didikan dari sosok seorang ayah menjadi anak yang sangat berguna bagi keluarga. Hingga saat itulah hidupnya dipenuhi berjuta-juta mimpi.

Tiga tahun delapan bulan, berangkat dari sebuah keyakinan ingin menggapai apa yang telah dicita-citakan. Ia melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi negri yang sangat dipopulerkan oleh banyak orang dikawasan sulawesi bagian tenggara. Jurusan yang ia luluskan begitu mencekam bagi dirinya namun berangkat dari situlah mimpi-mimpinya ia torehkan. Jurusan yang paling sedikit diminati oleh banyak orang dan jika orang banyak mengajukan pertanyaan kepadanya terkait jurusan apa yang ia emban saat itu dan sebagian dari mereka merespon jawabannya dengan kalimat “Wahh hebat kamu, pasti bisa meracik BOM kan?.Tak lain dan tak bukan jurusan tersebut adalah Jurusan Kimia.

Pendaftaran ulang mahasiswa barupun telah usai, yang kemudian beberapa hari berikutnya dilanjutkan dengan masa pendidikan karakter yang diadakan oleh pihak kampus. Kurang lebih masa orientasi dilakukan selama 4 hari yang bertemakan Mengelolah Hidup Merencanakan Masa Depan atau yang lebih familiar ditelinga para mahasiswa baru saat itu adalah MHMMD. Saat itu, kami tidak hanya diajakarkan bagaimana cara mengelolah hidup menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, namun kami diajarkan pula bagaimana cara merencanakan hidup dimasa mendatang. Metode yang diberikan cukup sederhana namun memberikan efek positif yang sangat luar biasa bagi mereka yang mengimplementasikan metode tersebut yakni merencanakan masa depan melalui mimpi-mimpi yang dituliskan dalam selembaran kertas yang didesain sedemikian rupa hingga berkesan selama mata memandang. Sebut saja namanya “Dream map atau peta mimpi”. Kami diintruksikan untuk menuliskan mimpi-mimpi kami dimasa yang akan datang diselembaran dream map tersebut. Iapun menulis mimpi-mimpinya dan kurang lebih 20 mimpi yang tersusun rapi. Jika orang lain membaca lembaran dream map tersebut, mostly orang yang membacanya tersenyum sumringah. Mana mungkin anak dari keluarga yang sangat sederhana bisa meraih mimpi-mimpi tersebut. It’s so imposible. Kemudian lembaran tersebut ia tempelkan di dinding kamarnya.


Hari demi hari ia jalani kehidupannya dengan status barunya sebagai seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa yang didesain untuk menjadi agent of change bagi lingkungan sekitarnya. Waktu demi waktu terlewati (time flies so fast), mimpi-mimpi yang dulunya ia tuliskan mulai melebarkan sayapnya. Berawal dari sebuah mimpi bahwa ia ingin IPK semasa kuliah harus 3,50 ke atas dan mimpi itu terjawab dari awal semster hingga diakhir masa studinya. Ia berhasil mendapat IPK tiap semesternya 3,50 keatas dan sebanyak 2 semester IPKnya sempurna 4,0 hingga ia berhasil lulus dari Jurusan Kimia dengan predikat cumlaude (pujian) dengan IPK 3,82. Angka yang cukup unik IPK tiga koma delapan dengan lama studi tiga tahun delapan bulan. Waktu studi juga ia tuliskan dalam lembaran dream mapnya bahwa ia harus menyelesaikan studi dibawah 4 tahun. Tidak hanya itu, diselembaran mimpinya itupun tertulis bahwa ia ingin menjadi seorang peneliti muda. Lagi dan lagi mimpi itu Allah jawab melalui sebuah event nasional yang pada saat itu ia berhasil mengalahkan ratusan bahkan ribuan proposal yang diajukan dalam lomba riset sawit tingkat mahasiswa se-Indonesia yang diadakan oleh Badan Pengelolah Dana Perkebunan Kelapa Sawit Kementrian Keuangan. Ia berhasil masuk 20 besar dan mendapatkan dana penelitian sebesar 20 Juta. Penelitian inilah yang menghantarkannya ia sebagai peneliti muda dan peneilitian inipula yang membawanya hingga berada di Meja Ujian Kelulusan Akhir S1nya. Terima kasih BPDP Sawit, Terima Kasih Kementrian Keuangan Terima Kasih Indonesia. Melalui event itupula dapat menjawab salah satu mimpinya ingin berkunjung di Kota yang dijuluki sebagai Kota Hujan yakni Bogor, Jawa Barat. Selain itu, dalam selembaran mimpi itu pula terdapat salah salah satu daftar mimpinya bahwa ia ingin berkunjung ke kota-kota besar dan Perguruan Tinggi ternama di Indonesia. Alhasil, mimpi itu terjawab dari berbagai macam kegiatan yang ia ikuti semasa kuliah. Sebagian besar Indonesia dari ujung barat hingga timur ia telah jelajahi. Alhamdulillah, fa bi’ayyi aalaaa’i robbikumaa tukazzibaan (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?).

Cerita diatas hanyalah bagian dari mimpi kecilnya dan masih banyak lagi mimpi-mimpi yang berhasil terwujudkan.
To all of you guys, saya masih ingat kutipan dari sala satu mentor Sekolah TOEFL online yang bernama Budi Waluyo. Dedikasinya begitu menginspirasi saya untuk trerus maju mengejar apa yang telah saya impikan. Kurang lebih seperti ini kutipan beliau “rencanakan semua mimpi anda dengan baik, buat persiapan sematang mungkin. Sembari memperhitungkan kemampuan diri dan semua kemungkinan yang bisa dilakukan agar bisa terus memperbaiki kualitas diri. Pelajai hal-hal yang bisa menambah nilai pribadi. Banyak membaca dan belajar dari pengalaman orang lain. Akui kelemahan yang dimiliki, namun terus mencari solusi untuk menutupinya dengan jalan yang lain.


Sibuk mengkhatirkan tentang kalah atau menang, gagal atau berhasil, kadang membuat kita lama berhenti. Lebih baik fokuskan semua yang dimiliki untuk berjuang meraih apa yang diimpikan. Tanamkan dalam diri munngkin banyak yang lebih baik dari saya, tapi akan saya tunjukan apa yang membuat saya lebih baik dari mereka. I will keep moving forward. No matter what it takes. I will keep on trying. I have on my way. Fokuslah pada impian. Abaikan perkataan orang-orang yang berkata negatif tentang anda. Apapun perkataan dan tindakan orang, mereka tidak akan berpengaruh jika anda membuatnya seperti itu. Masa depan anda ditangan anda dan bukan di tangan mereka. Biarkan ejekan, cacian, senyuman sumringah dari mereka atas segala impian anda menjadi semua tepuk tanggan dan pujian. Tugas kita bukan untuk meyakinkan manusia, melainkan meyakinkan Tuhan kalau kita pantas untuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan.
Copyright © 2014 Chemistry Life