Rabu, 16 Juli 2014

Warna-Warni kehidupan disaat Mudik Part 1


#SmartFrenMudik




Warning : Foto-foto dibawah ini diambil menggunakan Gadget Smartfren Andromax C

Momen mudik di bulan puasa menjelang idul fitri memang sangat dinanti-nantikan oleh setiap insan. Mudik atau PulKam (Pulang Kampung) merupakan suatu ritual wajib yang dilakukan oleh para perantau menjelang lebaran, terlebih lagi bagi mereka yang belum bekeluarga yakni mahsiswa/i . Umumnya mereka yang masih meliki kedua orang tua di kampung, Lebaran sendiri di negeri orang serasa berada di tengah tenangnya samudra . Begitupun Layaknya orang tua, mereka sangat menanti-nantikan kedatangan anak-anaknya yang telah lama berpisah jauh guna menerangi masa depan  masing-masing. Demikian pula yang aku alami. Terlebih lagi saya hanya seorang anak yatim, ayah saya telah meninggal dunai 7 tahun yang lalu dan ibu saya seorang pedagang kaki lima di Kota Baubau . Jadi wajarlah jika aku sangat merindukan kasih sayang seorang ibu. Dua tahun lamanya aku bersemayam di negeri orang menjadi seorang anak rantau, terlebih lagi mudik kali ini merupakan mudik yang sangat begitu amatir selama perjalan mudik yang aku lakukan selama ini. 

Asrama Ibnu Sina ( Asrama Mahasiswa Bidikmisi UHO )
Nama saya Iqbal. Saya merupakan mahasiswa bidikmisi di Universitas Halu Oleo ( UHO ) Kendari, di universitas ini bagi penerima bidikmisi diberi fasilitas berupa asrama. Asrama yang diberi nama Asrama Ibnu Sina ini dihunii oleh berbagai macam suku daerah di indonesia, sehingga asrama Ibnu Sina biasa disebut sebagai miniatur indonesia.  Selain sebagai miniatur indonesia asrama ibnu sina merupakan asrama yang dihuni oleh mahasiswa dari berbagai jurusan maupun program studi. Pada waktu akhir juni , asrama yang selama  ini saya tempati memberikan libur bagi mahasiswa bidikmisi, namun saat itu untuk jurusan saya belum menyelasaikan beberapa ujian akhir semester. Tetapi pihak asrama meminta agar asrama dikosongkan seluruhnya hingga 11 Agustus, hal ini di lakukan karena akan dilakukan renovasi baik itu dasi segi fasilitas maupun infrastuktur yang ada didalamnya. Namun saya sebagai seorang perantau  tidak memiliki 1 orang keluargapun di kota bertakwa ini ( Kota Kendari ). Aku hanya bisa menggandalkan teman-teman kampus untuk menginap beberapa malam di Kos-kosan mereka hingga final  saya selesai dengan berbekal makanan seadanya. 


Tepatnya pada  tanggal 29 yakni minggu subuh, sahur puasa pertama di bulan suci ramadhan. Sahur kali ini aku sahur bersama teman saya Muzakir dengan berbakal indomie yang kami santap secara bersama, berhubung saat itu kami tidak memiliki sepersen uangpun yang kami kantongi (kondisi saat itu adalah tanggal tua dan kiriman dari orang tuapun macet ), dengan hanya berbekal sisa indomie yang aku bawa pulang dari asrama yang mana merupakan makanan santapan sahur pertama kami berdua. Bukan segi kuantitas,namun niat dan semangat kami untuk melakukan puasa dihari pertama sangatlah besar meskipun hanya berbekal semangkok indomie.


 
Pagi mulai menjemput, matahari mulai memancarkan sinarnya, aku segera bergegas mandi dan berkemas-kemas.  Namun, sebelumnya aku telah menelpon ibu untuk mengirimkan uang sebesar Rp.200.000 yang aku gunakan untuk ongkos perjalanan mudik pulang kampung. Sebelum aku menuju pelabuhan , aku pergi ke Mesin ATM  terdekat untuk mengambil uang tesebut, lalu aku segera bergegas ke pelabuhan dengan menumpangi pete-pete ( mobil Angkot ), hal tersebut kulakukan agar menghemat ongkos biaya perjalanan. Tak lama kemudian handphone aku berdering, short messages dari teman aku rizal yang mengakatakan  bahwa kapal 15 menit lagi akan meninggalkan pelabuhan kendari, sementara aku masih berada dalam perjalanan menuju ke pelabuhan, perasaan ini sudah tak karuan lagi, yang ada dalam pikiran saya hanya bagaimana caranya agar saya sampai kepelabuhan tepat waktunya, disisi lain sang sopir mengendarai mobilnya dengan kecepatan rendah, membuat saya semakin menjadi-jadi. Namun berhubung disaat keadaan berpuasa, saya harus bisa menahan emosi guna berjalan lancarnya puasa saya hari itu.



Tiba-tiba mobil berhenti dengan sendirinya, berdasarkan penjelasan sang sopir bahwa mobil miliknya mogok kembali, terpaksa aku disarankan untuk menumpangi mobil lain saja, seketika aku menyodorkan ongkos biaya mobil, bapak itu tak mau menerima uang tersebut, ia hanya menyuruhku untuk menyimpannya buat ongkos perjalanan selanjutnya, kusampaikan ucapan terima kasihku kepada sang sopir, lalu kubergegas mencari mobil berikutnya.



Sesampainya ke pelabuhan, aku segera ke kantor penjualan tiket penumpang, namun setelah aku mengambil uang dari kantong celana yang kukenakkan, uang sudah tidak berada di kantong celana , yang berarti terjatuh saat saya menumpangi mobil pertama. Lantas uang saya habis, entah apa yang harus saya perbuat. Tiba-tiba muncul seorang sosok tinggi besar dari arah belakang dan memegang bahu saya. Dialah teman saya rizal. Alhamdulillah, dia datang tepat waktu dan membawakan tiket yang telah ia belikan. Padahal, saya belum memberitahukan sebelumnya. Rizal membelikan tiket tersebut karena ia tahu kalau aku bakal terlambat ke pelabuhan.

Tetapi tiket yang ia beli merupakan tiket non sit/tidak mendapatkan kursi , hal tersebut dikarenakan terlalu padatnya penumpang sehingga menyebabkan tiket kapal kosong tersisa tiket non sit. Meskipun saya harus tetap berdiri hingga 6 jam lamanya , namun saya harus tetap bersyukur kepada Allah SWT karena telah mengirimkan seorang hambanya ( Rizal) sebagai syafaat disaat saya mudik dengan meminjamkan uangnya.

Tepatnya pukul 08.00 WITA sirene kapalpun berbunyi, pertanda kapal sebentar lagi akan berangkat. Kamipun segera bergegas. Sesampainya dikapal kami langsung keruangan C yaitu ruangan paling belakang, kami sengaja memilih ruangan paling belakang agar sepanjang perjalan kami dapat menikmati sejuta panorama ciptaaan Allah SWT. Ada hal yang paling menarik sepanjang perjalanan, yaitu seketika itu ada seorang nenek jompo berada tepatnya disamping kananku, meskipun aku hanya berdiri tetapi aku sangat menikmati perjalanan  dan sang nenek menawarkan agar aku duduk di kursi miliknya, namun aku menolak . Nenek tersebut tetap memaksaku, dan aku tetap menolak . karena jika aku duduk dikursi tersebut, nenek bakal duduk dimana, apalagi dia telah lanjut usia. #SemangatBerbagi
Sesampainya di tengan perjalan, gelombang ombak mulai meninggi dan kapalpun sedikit demi sedikit mulai goyang. Beberapa menit kemudian, gelombang ombak mulai menjadi-jadi dan menghantam seluruh bagian kapal yang kami tumpangi. Sang nenek mengira hembusan nafas kami berakhir pada hari itu. Seluruh penumpang kapal mulai panik, menaggis, bahkan ada yang telah bergegas melompat. Saya hanya banyak bertawakal dan membaca doa agar kami tiba dengan selamat hingga ke tempat tujuan. Sang nenek mabuk akibat gelombang laut bahkan nenek sempat mengeluarkan isi perutnya , aku segera mengambil air mineral dan pakaian yang berada dalama tas ransel saya. Kusedorkan minuman tersebut kepada sang nenek lalu aku  membersihkan semua kotoran yang nenek keluarkan tadi. #SemangatBerbagi


Beberapa saat kemudian, ombak mulai teduh . Orang-orang mulai tenang. Lalu aku ngobrol dengan sang nenek. Ternyata sang nenek dalam perjalanan mudik kali ini ia hanya sendiri, dan terlebih lagi nenek tersebut adalah tetangga saya dikampung.


Perjalanan Saat menuju pemakaman Ayah
Setibanya kami di pelabuhan Murhum Kota Baubau,  aku segera turun dari kapal. Namun sang nenek menahanku dan meminta agar aku mengantarnya pulang hingga kerumahnya. Mengingat kondisi nenek kurang membaik dengan senang hati aku mengantar nenek hingga kerumahnya. Setelah itu , aku segera pulang kerumah melepaskan rindu selama ini kepada ibu. Untuk mengisi waktu luang di bulan suci ramadhan kali ini, aku membantu ibu berjualan di pasar. Dua hari lamanya aku berada dibaubau aku menyempatkan diri untuk berziarah kemakam ayah tercinta.
Nah, demikian cerita momen  mudik saya yang penuh dengan warna-warni kehidupan. Semoga pengalaman ini bermanfaat bagi para pembaca yang berada di seluruh antero garis khatulistiwa dunia. Mari Kita Tingkatkan iman dengan beribah, sucikan hati dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran,dan perbanyaklah berzikir agar selalu mengingat kebesaran Allah SWT. 

Ini cerita mudikku bersama smartfren , mana cerita mudikmu?

2 komentar:

  1. Wah..., Seru Gun pengalamannya. Semoga berkah yah. Agun Mahasiswa jurusan apa yah?

    BalasHapus
  2. Iya bro, semoga bermanfaat . Aku Jurusan Kimia Mipa Bro.

    BalasHapus

Copyright © 2014 Chemistry Life