Brive to Dream and Life with Them
3
tahun 8 bulan. Waktu yang cukup lama untuk mencerca sejuta harapan di bumi
pertiwi. Waktu yang jika dijabarkan kurang lebih seperti ini: 44 Bulan 176
minggu 64.240 hari 1.541.760 jam 92.505.600 menit 333.020.160.000 detik. Waaaw
Angka yang cukup fantastis. Kali ini saya akan mencoba menceritakan sedikit
pengalaman saya kurang lebih 333 milyar detik yang lalu yang mana merupakan
warna-warni kehidupan yang aku alami mulai dari pertama kali aku menjadi seorang
mahasiswa hingga bisa menyelesaikan suatu tanggung jawab yag cukup berat yang
negara titipkan kepada seorang anak yang notabenenya hanyalah seorang pemuda
dari keluarga yang sangat sederhana.
Ayahnya
meninggal sejak ia kelas 2 SMP, yang saat itu perangainya masih sangat primitif
terkait tatakrama, atititude dan perilaku terhadap sesama. Sifat kekananak-kananakanlah
yang masih tertanam dalam dirinya. Belum mengetahui secara utuh bagaimana
rasanya kehilangan suatu hal yang sangat berguna bagi hidupnya kelak. Ia belum
mengetahui secara mendalam arti kehilangan seorang sosok pria yang pada
dasarnya pria tersebutlah yang seharusnya menjadi pemimpin dikeluarganya. Hingga
ia dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ayah. And Since I was at Senior High
School I had realized It;s to be hurt if you know. Jika ia berkumpul bercerita
bersama teman sekelasnya terkadang suasana tersebutlah yang hanya membuatnya
menelan air ludah sedalam-dalamnya jika saat itu yang menjadi topik pembicaran
adalah sosok seorang ayah. Menyesal tiada guna lagi, nasi telah menjadi bubur.
Yang perlu dibenahi adalah bagaimana caranya agar penyesalan tersebut menjadi suatu
hal yang penting untuk mengubah perilakunya dari anak yang tumbuhnya kembangnya
tanpa didikan dari sosok seorang ayah menjadi anak yang sangat berguna bagi
keluarga. Hingga saat itulah hidupnya dipenuhi berjuta-juta mimpi.
Tiga
tahun delapan bulan, berangkat dari sebuah keyakinan ingin menggapai apa yang
telah dicita-citakan. Ia melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi
negri yang sangat dipopulerkan oleh banyak orang dikawasan sulawesi bagian
tenggara. Jurusan yang ia luluskan begitu mencekam bagi dirinya namun berangkat
dari situlah mimpi-mimpinya ia torehkan. Jurusan yang paling sedikit diminati
oleh banyak orang dan jika orang banyak mengajukan pertanyaan kepadanya terkait
jurusan apa yang ia emban saat itu dan sebagian dari mereka merespon jawabannya
dengan kalimat “Wahh hebat kamu, pasti bisa meracik BOM kan?.Tak lain dan tak
bukan jurusan tersebut adalah Jurusan Kimia.
Pendaftaran ulang mahasiswa barupun telah
usai, yang kemudian beberapa hari berikutnya dilanjutkan dengan masa pendidikan
karakter yang diadakan oleh pihak kampus. Kurang lebih masa orientasi dilakukan
selama 4 hari yang bertemakan Mengelolah Hidup Merencanakan Masa Depan atau
yang lebih familiar ditelinga para mahasiswa baru saat itu adalah MHMMD. Saat
itu, kami tidak hanya diajakarkan bagaimana cara mengelolah hidup menjadi lebih
baik dari yang sebelumnya, namun kami diajarkan pula bagaimana cara
merencanakan hidup dimasa mendatang. Metode yang diberikan cukup sederhana
namun memberikan efek positif yang sangat luar biasa bagi mereka yang
mengimplementasikan metode tersebut yakni merencanakan masa depan melalui
mimpi-mimpi yang dituliskan dalam selembaran kertas yang didesain sedemikian
rupa hingga berkesan selama mata memandang. Sebut saja namanya “Dream map atau
peta mimpi”. Kami diintruksikan untuk menuliskan mimpi-mimpi kami dimasa yang
akan datang diselembaran dream map tersebut. Iapun menulis mimpi-mimpinya dan
kurang lebih 20 mimpi yang tersusun rapi. Jika orang lain membaca lembaran
dream map tersebut, mostly orang yang membacanya tersenyum sumringah. Mana
mungkin anak dari keluarga yang sangat sederhana bisa meraih mimpi-mimpi
tersebut. It’s so imposible. Kemudian lembaran tersebut ia tempelkan di dinding
kamarnya.
Hari
demi hari ia jalani kehidupannya dengan status barunya sebagai seorang
mahasiswa. Seorang mahasiswa yang didesain untuk menjadi agent of change bagi
lingkungan sekitarnya. Waktu demi waktu terlewati (time flies so fast),
mimpi-mimpi yang dulunya ia tuliskan mulai melebarkan sayapnya. Berawal dari
sebuah mimpi bahwa ia ingin IPK semasa kuliah harus 3,50 ke atas dan mimpi itu
terjawab dari awal semster hingga diakhir masa studinya. Ia berhasil mendapat
IPK tiap semesternya 3,50 keatas dan sebanyak 2 semester IPKnya sempurna 4,0
hingga ia berhasil lulus dari Jurusan Kimia dengan predikat cumlaude (pujian)
dengan IPK 3,82. Angka yang cukup unik IPK tiga
koma delapan dengan lama studi tiga tahun delapan bulan. Waktu studi juga ia tuliskan dalam lembaran dream
mapnya bahwa ia harus menyelesaikan studi dibawah 4 tahun. Tidak hanya itu,
diselembaran mimpinya itupun tertulis bahwa ia ingin menjadi seorang peneliti
muda. Lagi dan lagi mimpi itu Allah jawab melalui sebuah event nasional yang
pada saat itu ia berhasil mengalahkan ratusan bahkan ribuan proposal yang
diajukan dalam lomba riset sawit tingkat mahasiswa se-Indonesia yang diadakan
oleh Badan Pengelolah Dana Perkebunan Kelapa Sawit Kementrian Keuangan. Ia
berhasil masuk 20 besar dan mendapatkan dana penelitian sebesar 20 Juta. Penelitian
inilah yang menghantarkannya ia sebagai peneliti muda dan peneilitian inipula yang
membawanya hingga berada di Meja Ujian Kelulusan Akhir S1nya. Terima kasih BPDP
Sawit, Terima Kasih Kementrian Keuangan Terima Kasih Indonesia. Melalui event
itupula dapat menjawab salah satu mimpinya ingin berkunjung di Kota yang
dijuluki sebagai Kota Hujan yakni Bogor, Jawa Barat. Selain itu, dalam
selembaran mimpi itu pula terdapat salah salah satu daftar mimpinya bahwa ia
ingin berkunjung ke kota-kota besar dan Perguruan Tinggi ternama di Indonesia. Alhasil,
mimpi itu terjawab dari berbagai macam kegiatan yang ia ikuti semasa kuliah.
Sebagian besar Indonesia dari ujung barat hingga timur ia telah jelajahi.
Alhamdulillah, fa bi’ayyi aalaaa’i robbikumaa tukazzibaan (Maka nikmat Tuhanmu
yang manakah yang kamu dustakan?).
Cerita
diatas hanyalah bagian dari mimpi kecilnya dan masih banyak lagi mimpi-mimpi
yang berhasil terwujudkan.
To
all of you guys, saya masih ingat kutipan dari sala satu mentor Sekolah TOEFL
online yang bernama Budi Waluyo. Dedikasinya begitu menginspirasi saya untuk
trerus maju mengejar apa yang telah saya impikan. Kurang lebih seperti ini
kutipan beliau “rencanakan semua mimpi anda dengan baik, buat persiapan
sematang mungkin. Sembari memperhitungkan kemampuan diri dan semua kemungkinan
yang bisa dilakukan agar bisa terus memperbaiki kualitas diri. Pelajai hal-hal
yang bisa menambah nilai pribadi. Banyak membaca dan belajar dari pengalaman
orang lain. Akui kelemahan yang dimiliki, namun terus mencari solusi untuk
menutupinya dengan jalan yang lain.
Sibuk mengkhatirkan
tentang kalah atau menang, gagal atau berhasil, kadang membuat kita lama
berhenti. Lebih baik fokuskan semua yang dimiliki untuk berjuang meraih apa
yang diimpikan. Tanamkan dalam diri munngkin banyak yang lebih baik dari saya,
tapi akan saya tunjukan apa yang membuat saya lebih baik dari mereka. I will
keep moving forward. No matter what it takes. I will keep on trying. I have on
my way. Fokuslah pada impian. Abaikan perkataan orang-orang yang berkata
negatif tentang anda. Apapun perkataan dan tindakan orang, mereka tidak akan
berpengaruh jika anda membuatnya seperti itu. Masa depan anda ditangan anda dan
bukan di tangan mereka. Biarkan ejekan, cacian, senyuman sumringah dari mereka
atas segala impian anda menjadi semua tepuk tanggan dan pujian. Tugas kita
bukan untuk meyakinkan manusia, melainkan meyakinkan Tuhan kalau kita pantas
untuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan.